PERJUANGAN MENCAPAI SUMBER PITU
Assalamualaikum kawan, alhamdulillah saya jalan-jalan lagi. Kali ini tujuan saya adalah Sumber Pitu Tumpang. Yup! Air terjun lagi. Walau sama-sama air terjun, setiap air terjun memiliki keunikan tersendiri lhoo.
Sumber Pitu terletak di desa Duwet Krajan, kabupaten Tumpang. Untuk masuknya tidak dipungut biaya, hanya ada kotak sumbangan, kalian bisa menyumbang berapapun.
Seperti yang sudah saya singgung di atas, setiap air terjun punya keunikan masing-masing, termasuk perjalanan dari parkiran menuju air terjunnya. Itulah keunikanya, dari parkiran menuju air terjun Sumber Pitu ini berjarak kurang lebih 2,5 atau 3 km, fiuhhh cukup jauh dan sangat melelahkan. Kalau jarak jauh saya sih biasa, tapi ini tracknya curam sekali. Di awal perjalanan kita sudah harus langsung berjalan dengan kecuraman hampir 90° (hampir loh yaa). Jadi nahan-nahan gitu jalannya, biar gak nggelinding ke bawah. Kurang lebih 50 meter pertama, jalannya beraspal lalu kita harus menginjak tanah. Kalian harus memakai alas senyaman mungkin ya. Jalannya gak lebar, di sisi kanan dan kiri adalah ladang warga sekitar, ditanami sayur mayur gitulah. Jalannya masih jauh dan turunan, saya beberapa kali berhenti untuk mengatur napas.
Perjalanan kali ini saya ditemani mantan teman kerja, kini kami sudah berbeda tempat kerja. Perjalanan kali ini sekalian reunian setelah hampir setahun tak jumpa, dan mumpung teman satunya lagi pulang ke Malang.
Setelah berjalan menuruni perladangan, akhirnyaa kami tiba di pos selamat datang. Intinya ini pos menandakan air terjun sudah dekat. Nah pos ini dijaga beberapa warga atau entah kebetulan dijaga ya? Soalnya pas saya kesana beberapa pemuda nongkrong di pos tersebut dan menyuruh kami untuk beristirahat sejenak. Mereka juga menjaga kotak sumbangan, nah ini yang saya maksud tadi. Kita tidak dipungut biaya untuk masuk ke area air terjun, tapi kalau mau nyumbang bisa. Yah semacam kontribusi kebersihan lah, karena area air terjun Sumber Pitu sangat bersih loh.
Setelah pos selamat datang kami berjalan lagi agak jauh, tapi gak jauh-jauh amat sih paling 100 meteran atau lebih kali yak? Maap ya saya paling ndoweh soal memperkirakan jarak.
Akhirnya kami dapat melihat lukisan Tuhan, air terjun di depan mata kami. Sepertinya ini Coban Tunggal bukan Sumber Pitu, karena hanya ada satu sumber. Saya juga bingung, tapi intinya saya suka dan saya sudah siap narsis.
Setelah selesai narsis ria bersama teman-teman, saya naik ke atas. Masih ada ada air terjun lagi di atas, tapi gak tinggi sih... mungkin ini yang disebut Sumber Pitu. Ada beberapa sumber yang mengalir, dan banyak yang mandi di sini. Saya hanya duduk-duduk dari kejauhan karena yang mandi pada cowo semua, malu dong.
Setelah puas menikmati air terjun dan bernarsis ria, saya dan teman-teman pulang. Saya harus cepat-cepat pulang karen harus kerja. Dan kalian tahu apa? Astagfirullah jalan pulangnya sangat menguras tenaga. Kalau berangkat tadi kami turun, sekarang kami harus naik. Sebelas dua belas lah sama mendaki gunung. Ngos-ngosan, haus, keringat campur aduk jadi satu. Ini benar-benar melelahkan, saya bolak-balik berhenti untuk mengatur napas yang gak karuan.
Buat kalian yang nggak sanggup, tenang aja... ada jasa ojek di wisata ini. Karena medannya yang curam, warga sekitar paham banget kok banyak yang bakal pingsan. Hahaha, mangkanya sebelum hal itu terjadi, disediakan jasa ojek yang akan membawa kita ke tempat parkir dengan instan. Tapi tetep aja sih kalo ngojek dengan medan seperti itu kita harus pegang erat-erat tukang ojeknya hahaha. Kita bisa pakai jasa ojek saat berangkat maupun pulang dari area air terjun. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa ojek adalah Rp. 15.000,-.
Tapi alhamdulillah saya dan teman-teman mampu bekerja sama dengan kaki dan tekad kami yang kuat. Yup! Saya dan teman-teman mampu mencapai tempat parkir dengan usaha kami sendiri. Tentunya saat sampai di parkiran kami nggak langsung pulang, bukannya narsis ria ataupun beli oleh-oleh, tapi istirahat dan mengumpulkan tenaga untuk menyetir nanti.
Usai sudah perjalanan saya beserta teman-teman. Semoga artikelnya bermanfaat, see ya in the next trip ^^.
Assalamualaikum kawan, alhamdulillah saya jalan-jalan lagi. Kali ini tujuan saya adalah Sumber Pitu Tumpang. Yup! Air terjun lagi. Walau sama-sama air terjun, setiap air terjun memiliki keunikan tersendiri lhoo.
Sumber Pitu terletak di desa Duwet Krajan, kabupaten Tumpang. Untuk masuknya tidak dipungut biaya, hanya ada kotak sumbangan, kalian bisa menyumbang berapapun.
Seperti yang sudah saya singgung di atas, setiap air terjun punya keunikan masing-masing, termasuk perjalanan dari parkiran menuju air terjunnya. Itulah keunikanya, dari parkiran menuju air terjun Sumber Pitu ini berjarak kurang lebih 2,5 atau 3 km, fiuhhh cukup jauh dan sangat melelahkan. Kalau jarak jauh saya sih biasa, tapi ini tracknya curam sekali. Di awal perjalanan kita sudah harus langsung berjalan dengan kecuraman hampir 90° (hampir loh yaa). Jadi nahan-nahan gitu jalannya, biar gak nggelinding ke bawah. Kurang lebih 50 meter pertama, jalannya beraspal lalu kita harus menginjak tanah. Kalian harus memakai alas senyaman mungkin ya. Jalannya gak lebar, di sisi kanan dan kiri adalah ladang warga sekitar, ditanami sayur mayur gitulah. Jalannya masih jauh dan turunan, saya beberapa kali berhenti untuk mengatur napas.
Perjalanan kali ini saya ditemani mantan teman kerja, kini kami sudah berbeda tempat kerja. Perjalanan kali ini sekalian reunian setelah hampir setahun tak jumpa, dan mumpung teman satunya lagi pulang ke Malang.
Setelah berjalan menuruni perladangan, akhirnyaa kami tiba di pos selamat datang. Intinya ini pos menandakan air terjun sudah dekat. Nah pos ini dijaga beberapa warga atau entah kebetulan dijaga ya? Soalnya pas saya kesana beberapa pemuda nongkrong di pos tersebut dan menyuruh kami untuk beristirahat sejenak. Mereka juga menjaga kotak sumbangan, nah ini yang saya maksud tadi. Kita tidak dipungut biaya untuk masuk ke area air terjun, tapi kalau mau nyumbang bisa. Yah semacam kontribusi kebersihan lah, karena area air terjun Sumber Pitu sangat bersih loh.
Setelah pos selamat datang kami berjalan lagi agak jauh, tapi gak jauh-jauh amat sih paling 100 meteran atau lebih kali yak? Maap ya saya paling ndoweh soal memperkirakan jarak.
Akhirnya kami dapat melihat lukisan Tuhan, air terjun di depan mata kami. Sepertinya ini Coban Tunggal bukan Sumber Pitu, karena hanya ada satu sumber. Saya juga bingung, tapi intinya saya suka dan saya sudah siap narsis.
mungkin ini yang disebut Sumber Pitu
view dari atas
Setelah puas menikmati air terjun dan bernarsis ria, saya dan teman-teman pulang. Saya harus cepat-cepat pulang karen harus kerja. Dan kalian tahu apa? Astagfirullah jalan pulangnya sangat menguras tenaga. Kalau berangkat tadi kami turun, sekarang kami harus naik. Sebelas dua belas lah sama mendaki gunung. Ngos-ngosan, haus, keringat campur aduk jadi satu. Ini benar-benar melelahkan, saya bolak-balik berhenti untuk mengatur napas yang gak karuan.
Tapi alhamdulillah saya dan teman-teman mampu bekerja sama dengan kaki dan tekad kami yang kuat. Yup! Saya dan teman-teman mampu mencapai tempat parkir dengan usaha kami sendiri. Tentunya saat sampai di parkiran kami nggak langsung pulang, bukannya narsis ria ataupun beli oleh-oleh, tapi istirahat dan mengumpulkan tenaga untuk menyetir nanti.
Usai sudah perjalanan saya beserta teman-teman. Semoga artikelnya bermanfaat, see ya in the next trip ^^.
Komentar
Posting Komentar