GUNUNG BROMO : MELIHAT SUNRISE DI PENANJAKAN DAN BERJEMUR DI KALDERA

Assalamu'alaikum kawan, alhamdulillah saya masih diberi kesehatan oleh Allah SWT sehingga saya bisa berbagi cerita perjalanan saya ke kawan semua. Dan alhamdulillah, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi tempat yang sudah saya idamkan dari dulu. Ia adalah Bromo.


Akhirnya saya bertandang ke gunung Bromo diajak oleh sahabat saya beserta keluarganya. Sebelum berangkat, kami berkumpul di basecamp Tumpang atau dikenal dengan TCA (Tumpang Camp Adventure). Ini adalah tempat para pendaki untuk beristirahat sebelum atau sesudah mendaki, tempat ini juga menyewakan perlengkapan mendaki. Saya dan rombongan ngobrol santai, nonton tv, bahkan tidur sambil menunggu mobil beserta tour guide datang (tour guide adalah sopir jeep itu sendiri). Lalu pada pukul 02.00 am rombongan kami berangkat menggunakan mobil jeep.

Sepanjang perjalanan, kami tak dapat melihat apapun karena keadaan yang gelap. Akhirnya kami sampai di pintu loket, biaya masuknya 27.500/kepala. Setelah membeli tiket untuk delapan orang, kami pun melanjutkan perjalan. Semakin ke atas, hawanya semakin dingin. Tapi alhamdulillah cuacanya terang, kami sempat berhenti sejenak lalu saya melihat milky way yang Masya Allah begitu indahnya. Ini baru pertama kalinya melihat bintang sedekat ini dengan mata telanjang.

Setelah dua jam perjalanan, kami tiba di penanjakan satu. Spot yang memang ditujukan untuk melihat sunrise. Sekeluarnya dari mobil, tangan saya langsung beku. Suer! Dingin banget! Saya dan rombongan berjalan ke atas menuju view point. Hawa di atas lebih lebih dan lebih parah! Saya nggak kuat karena dingin. Saya pun mengeluarkan sarung untuk menyelimuti tubuh, tapi sarungnya malah ikutan dingin, bahkan berembun.

Saya beserta rombongan duduk paling depan, agar lebih jelas melihat sunrise. Waktu menunjukkan 03.30 am, katanya matahari muncul jam setengah lima pagi. Maka dari itu kami harus menunggu satu jam sambil menggigil kedinginan.

Satu jam berlalu, nampak cahaya kemerahan di ufuk timur. Inilah saatnya matahari terbit. Semua orang langsung berkerumun di depan. FYI, yang datang kesini bukan wisatawan dosmetik saja. Banyak turis asing yang turut menunggu sunrise. Ada orang Thailand, Korea (kalau ga salah), dan bule berambut pirang yang entah dari Eropa atau Amerika. Tapi sayang sekali, menjelang matahari terbit, kabut semakin menebal. Kami pikir kabut akan segera hilang, namun dugaan kami salah. Sampai jam enam, kabut masih lalu lalang. Sehingga kami tak dapat melihat sunrise (>. <).
Barulah setengah tujuh, kabut mulai jarang melintas, jadi kami bisa melihat pemandangan yang menakjubkan di bawah sana. Kami dapat melihat gunung Batok dan kawah ijen yang menjadi ciri khas gunung Bromo. Namun kabut kembali menebal, lalu hilang, lalu tebal lagi, lalu hilang lagi dan begitu seterusnya. Jadi kami tidak bisa leluasa menikmati pemandangan.

berkerumun menyaksikan sunrise



Pada pukul delapan kami memutuskan pindah ke spot selanjutnya karena kabut tak kunjung hilang. Dan spot selanjutnya adalah..... KALDERA.


Hamparan rerumputan luas menyapa kami, sinar matahari mulai menyebarkan hawa panas. Saya melepas jaket karena sudah tidak dingin lagi. Kaldera disini sangat indah dan luas. Dikelilingi gunung dan perbukitan. Menyaksikan sendiri seribu kali lipat lebih menawan dibanding di foto. Kawan harus merasakannya sendiri.




Setelah puas menghangatkan diri di kaldera, kami melanjutkan ke spot selanjutnya. Mau tahu saya dan rombongan mau kemana? Ikuti postingan saya selanjutnya ya. Pastinya lebih menarik dan sayang untuk dilewatkan. Wassalam.

Komentar