GUNUNG BROMO : MENYUSURI KAWAH BROMO, PASIR BERBISIK DAN BUKIT TELETUBBIES

Assalamualaikum kawan, melanjutkan postingan saya sebelumnya, saya akan membahas perjalanan saya mengeksplorasi Bromo. Setelah menikmati sunrise di penanjakan dan berjemur di kaldera, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju KAWAH BROMO. Pasti yang datang ke Bromo nggak bakal melewatkan spot yang satu ini.


Jarak dari parkiran jeep menuju tangga bromo sangatlah jauh. Jadi untuk kalian yang nggak kuat jalan kaki, bisa menunggang kuda. Biaya naik kuda adalah Rp. 50.000/orang. Tapi saya dan rombongan lebih memilih jalan kaki.
Pada awalnya saya jalan santai, di tengah padang pasir yang banyak kotoran kuda (beneran banyak kotoran kudanya lhoo, jadi hati-hati). Akhirnya kami mulai menginjakkan kaki di anak tangga. Naik tangga sampai tengah sih baik-baik saja, tapi saat hampir mencapai puncak, kaki dan napas saya tidak kuat lagi. Saya harus bolak-balik berhenti untuk mengambil napas. Alhamdulillah dengan semangat dan ijin Allah yang Maha Kuasa, saya berhasil mencapai puncak.

kuda bagi yang gak kuat jalan kaki

Kita bisa melihat gunung Batok dari dekat

~naik-naik ke puncak gunung~

Saat di atas, saya disuguhi pemandangan kawah yang eksotis. Asap putih mengepul tebal dari dalam kawah, serta dinding kawah yang elok membuat mata ini tak hentinya takjub. Lalu dari atas sini, kita bisa melihat luas ke bawah. Kita bisa melihat padang pasir yang luas, pura yang berada di depan kawah, serta gunung-gunung yang mengelilinginya.






Kesempatan ini tak saya sia-siakan. Inilah saat yang tepat untuk bernarsis ria!!! Ada background gunung Batok, padang pasir, kawah, pokoknya the best deh. Tak hanya saya saja yang bernarsis ria, semua orang yang di atas sini juga sibuk mengabadikan keindahan kawah Bromo. Ada orang Indonesia, China, lalu turis berambut pirang yang entah dari Eropa atau Amerika dan yang paling banyak adalah orang Thailand. Dari bawah sampai atas, saya terus menerus bertemu orang Thailand. Sepertinya mereka datang beramai-ramai. Malahan saya sempat mendaki bersama dengan seseorang yang saya kira orang Indo, lalu kami juga beristirahat bersama-sama. Tapi tiba-tiba ia memanggil temannya dengan bahasa Thailand , disitu saya kaget dan baru tahu jika ia orang Thailand. Saking banyaknya wisatawan asing yang datang dan memuji-muji keindahan gunung Bromo, saya jadi bangga dan terharu. Mereka rela jauh-jauh kemari, panas-panasan, kedinginan demi melihat keindahan alam Indonesia, uhh so sweet. Setelah puas menimakti kawah dan pemandangan dari atas sini, saya dan rombongan turun dan bersiap melanjutkan perjalanan ke spot selanjutnya.

Spot selanjutnya adalah PASIR BERBISIK, bukan bisik-bisik tetangga loh ya. Disebut pasir berbisik karena tiupan angin di padang pasir ini menghasilkan bisikan-bisikan lembut seakan-akan pasirnya berbisik. Sekali lagi, pemandangan asli sama yang difoto jauh berbeda. Melihat dengan mata sendiri seribu kali lebih indah! (Hayooo... makin ngebet datang ke Bromo kan)




Kami tak lama-lama disini, setelah narsis ria, kami melanjutkan perjalanan menuju...... BUKIT TELETUBBIES.


Kenapa disebut bukit teletubbies? Itu karena bukitnya hijau dan luas mirip bukitnya empat sekawan teletubbies. Kami dan rombongan berhenti di bawah pohon cemara yang rindang, lalu kami duduk di atas rerumputan menikmati pemandangan dan sejuknya angin yang berhembus. Suasana disini T.O.P B.G.T lah pokoknya! Hening, rindang, sejuk, kita dapat melihat bunga-bunga khas pegunungan dan bukit-bukit hijau mengelilingi kita. Subhanallah.




Usai menikmati sejuknya angin di bukit teletubbies, ini waktunya go home alias mengakhiri perjalan kami. Sepanjang perjalanan pulang, kami baru menyadari keadaan jalanan yang kami lewati saat berangkat tadi. Tadi saat berangkat keadaan sangat gelap, jadi kami tak bisa melihat apapun. Tapi kami baru menyadari jika kami melewati sabana yang luas nan indah. Cocok sebagai tempat bikin video clip, hahaha. Saat perjalanan pulang kami juga bertemu Tarpin, pemecah rekor dunia yang mendaki gunung dengan berjalan mundur. Kami melihat proses dia jalan mundur dengan spion di sisi kanan dan kirinya. Kebetulan sahabat saya mengenal beliau, jadi saat kami lewat, rombongan Tarpin saling bertegur sapa.

Itulah sepenggal cerita perjalanan saya dan sahabat beserta keluarga mengeksplor Bromo. Semoga kawan yang belum kesana, bisa cepat menyusul, semoga bisa menyaksikan sunrise tanpa gangguan kabut dan semacamnya. Buat yang sudah pernah ke Bromo, semoga bisa balik lagi atau mengeksplorasi spot wisata lainnya yang nggak kalah menakjubkan. Wassalam.

Komentar